8 DOSEN FAI UAD TERLIBAT DALAM MUSYAWARAH NASIONAL XXXII TARJIH MUHAMMADIYAH
Musyawarah Nasional Tarjih ke-32 baru saja selesai. Salah satu perhelatan tertinggi Muhammadiyah ini diselenggarakan dari tanggal 23 hingga 25 Februari 2023. Dipilihnya Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan sebagai host Munas Tarjih kali ini didasari oleh faktor historis, di mana Pekajangan, Pekalongan adalah “tanah lahir” dari Majelis Tarjih pada tahun 1927. Karena itu, di umur satu abadnya, Majelis Tarjih berharap dapat menyelenggarakan Munas Akbar di “kampung halaman.”
Munas Tarjih ke-32 ini semakin spesial dengan hadirnya para alim ulama, cerdik cendekia dari berbagai wilayah lokal maupun internasional. Tercatat peserta yang hadir hingga hari terakhir berkisar 240an peserta yang terdiri dari unsur Pimpinan Pusat, MTT Pusat, perwakilan PWM dan PDM, Ortom Muhammadiyah, termasuk juga pihak eksternal seperti Pejabat Kemenag setempat. Turut hadir pula kader-kader Muhammadiyah dari PCIM Mesir, Arab Saudi, Sudan, Yaman, Jerman, Amerika, Australia dan Malaysia. Pada saat pembukaan, Prof Haedar selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah menyiratkan adanya optimisme yang dipercayakan kepada segenap ahli agama tarjih untuk meneguhkan dan menyemaikan Islam berkemajuan yang dipahami oleh Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan cita-cita besar, mencerahkan semesta.
Dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada Munas Tarjih kali ini, setidaknya ada dua kegiatan pokok dan substansial. Pertama, penyelenggaraan seminar yang membahas isu yang urgen dan krusial. Seminar pertama, menyandingkan tiga Narasumber: Prof Syamsul Anwar, Prof Mulyadhi Kartanegara dan Prof. Agus Purwanto. Ketiga tokoh ini berbicara mengenai pengaruh gagasan integrasi Islam dan sains pada produk ijtihad kontemporer. Tidak kalah menarik, seminar kedua membawa tema dinamika pengembangan manhaj istinbat hukum Islam dam merespons problematika kontemporer. Tema ini dibahas secara komperhensif oleh tiga narasumber juga; Prof. Al Yasa’ Abu Bakar, Prof Jaih Mubarik dan Prof Euis Nur Lailawati. Suasana diskusi di kedua seminar ini berjalan begitu hidup dengan gagasan dan tanggapan positif dari tokoh-tokoh lain, di antaranya Prof. Din Syamsuddin.
Kegiatan pokok kedua adalah penyelenggaraan sidang komisi. Munas Tarjih kali ini membawa tiga dokument ilmiah yang akan didiskusikan secara seksama pada tiga komisi. Ketiga dokument membawa konsep penting mengenai 1) Kalender Hijriah Global Tunggal, 2) Fikih Wakaf Kontemporer, dan 3) Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Meski melalui diskusi yang cukup lama dan hangat, ketiga naskah ilmiah ini akhirnya berakhir disepakati pada Sidang Pleno ke-3 meski dengan berbagai masukan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum ditanfidz oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Universitas Ahmad Dahlan, sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan mengutus di antaranya delapan dosen yang berasal dari Prodi Ilmu Hadis, Fakultas Agama Islam: 1) Dr Nur Kholis (Wakil Rektor I), 2) Rahmadi Wibowo Suwarna, Lc, M.Hum (Kepala LPSI UAD), 3) Jannatul Husna, Ph.D (Kaprodi Ilmu Hadis), 4) Miftah Khilmi Hidayatulloh, Lc., M.Hum (Kepala Pusat Tarjih UAD, 5) Niki Alma Febriana Fauzi, M.Ud (Dosen Ilmu Hadis), 6) Dr. Oman Fathurrahman (dosen Ilmu Hadis), 7) Qaem Aulassyahied, M.Ag (Dosen Ilmu Hadis). dan 8) Hatib Rachmawan, M.Ag (Kepala UAD Press). Ke-tujuh dosen ilmu hadis yang turut serta ini tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga pihak yang memiliki kiprah yang cukup signifikan. Di antara ke-tujuh ini ada yang diamanahkan sebagai penulis darf naskah materi yang disidangkan, seperti materi KHGT dan Pengembangan Manhaj Tarjih.