Gelar International Guest Lecturer, Fakultas Agama Islam UAD Perkuat Kajian Studi Islam
FAI UAD-FAI News. Fakultas Agama Islam UAD terus berupaya meningkatkan kapasitas keilmuan terutama bidang studi Islam dalam perspektif internasional salah satunya melalui Guest Lecture bersama dengan Akrom Ridwan Fathullah Ali al Makki dari Universitas Ummul Quro’ Makkah.
Dekan FAI UAD Arif Rahman mengatakan bahwa dalam rangka memperkuat kajian-kajian keislaman perlu dilakukan recharging dan penguatan berbagai konsep dan teori tentang Islamic Studies.
“Kehadiran ilmu-ilmu agama dalam kerangka berfikir sarjana muslim kontemporer perlu melihat berbagai perspektif untuk menyelesaikan berbagai problematika keumatan kontemporer” ujarnya dalam rilis Minggu (26/5/2024)
International Guest Lecturer yang mengusung tema “Qodhooya Mu’ashiroh fi ad Dirosaat al Islamiyah: Nazhoriyyat wa Tadbiiq” menarik bagi narasumber, Dr. Akrom Ridwan yang berkomentar bahwa tema ini menjadi relevan dengan keilmuan yang dimiliki FAI UAD.
Dalam penjelasan materinya, Akrom membagi tiga aspek garis besar terkait dengan problematika kontemporer umat Islam. Pertama, berkaitan tentang apa dan bagaimana “qadhaya mu’asarah” atau problematika kontemporer. Kedua contoh problematika kontemporer yang dihadapi. Ketiga, tentang beberapa hal yang harus digarisbawahi terkait dengan problematika kontemporer ini.
Akrom menjelaskan bahwa problematika kontemporer umat Islam adalah masalah baik yang terjadi secara lokal maupun secara global. Jika itu terjadi secara lokal maka tentu solusi-solusi yang perlu diambil akan berbeda dengan apa yang terjadi di tempat lain. “Namun jika terjadi secara global maka bisa diperlukan upaya berbagi pengalaman kajian, sehingga bisa menemukan solusi bersama,” katanya.
Ia menambahkan hasil pemikiran dan solusi terhadap problematika kontemporer itu sebetulnya tidak sepenuhnya dapat diterapkan untuk seluruh tempat, apalagi jika memang bersifat lokal bukan bersifat global. Sehingga belum tentu fatwa Majma’ Buhuth Islamiyah di Mesir atau Lajnan Daimah di Saudi bisa diterapkan di tempat lain atau di wilayah lain, bergantung pada lokal atau globalnya konteks sebuah problematika itu.
Pada asapek kedua, Akrom mengambil contoh masalah-masalah yang mengekor sampai hari ini terjadi, seperti kecanduan gadget, pornografi, hoaks. “Masalah-masalah ini justru perlu mendapat perhatian ekstra oleh sarjana muslim, karena semakin kesini cukup mengkhawatirkan,” katanya.
Selanjutnya, aspek ketiga, ia menggarisbawahi dalam mengatasi problematika kontemporer harus diselesaikan dengan cinta dan ilmu (al hub wal ilm).
“Rasa cinta terhadap agama dan kebenaran akan memotivasi seseorang untuk mengatasi berbagai macam problematika yang ada. Namun rasa cinta itu tidak cukup tanpa ilmu. Karena tanpa ilmu maka seseorang tidak tahu apakah yang dia lakukan itu sudah tepat atau belum. Ilmu yang mengarahkan supaya problematika kontemporer itu bisa diselesaikan dengan cara yang tepat,” ucapnya.