Teater Inspiratif di AWFest ke-7: Kisah Gadis Granada di “Bunga Kecil Andalusia”
FAI News. Masrahiyatul Jaudah (Masdah) mempersembahkan sebuah penampilan bertajuk “Bunga Kecil Andalusia” pada Rabu, 08 Januari 2025 bertempat di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV UAD. Penampilan tersbut merupakan rangkaian dalam Arabic World Festival (AWFest) ke-7 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab UAD.
Pertunjukan ini mengisahkan kehidupan seorang gadis ceria asal Granada yang dijuluki “bunga kecil” karena sifatnya yang lembut dan penuh semangat, seperti bunga kecil yang mekar di taman indah Alhambra. Kisahnya menggambarkan perjuangan hidup yang penuh warna, antara kebahagiaan dan kesedihan yang ia alami bersama sang ibu. Penonton diajak menyelami bagaimana gadis ini menghadapi berbagai tantangan hidup dengan keberanian dan ketegaran.
Teater “Bunga Kecil Andalusia” diproduseri oleh Putri Anna dan disutradarai oleh Yahya Hakim, dengan tim produksi Masdah 2024. Asisten produser, Naufal Hibatullah, bersama asisten sutradara, Farhan, Aisy Safina, dan Nabila Ghifarina, turut berperan penting dalam kelancaran produksi ini. Penanggung jawab umum AWFest, Naula Husna, juga memberikan dukungannya.
Dalam wawancaranya, produser dan sutradara mengungkapkan tantangan besar yang mereka hadapi, termasuk pergantian anggota tim yang mengharuskan naskah dirombak berkali-kali. “Tantangan Masdah tahun ini sebenarnya banyak, tapi bingung mendeskripsikannya. Bahkan ada beberapa anggota yang keluar sehingga harus merombak naskah berkali-kali,” ujar Putri Anna.
Persiapan produksi dimulai sejak Juli 2024 dengan penyusunan naskah, diikuti oleh pengumpulan aktor pada Oktober, dan pengumpulan kru pada Desember. Setelah proses panjang, tim berhasil menyelesaikan produksi untuk ditampilkan pada Januari 2025.
Pertunjukan ini mendapat apresiasi luar biasa dari penonton. Nu’man, salah satu penonton, mengatakan, “Bagus sih, Masdahnya semakin berkembang. Kalau tentang alur ceritanya banyak yang penuh makna, harus ditingkatkan lagi. Kalau dikasih rating, aku kasih 9/10.”
Gheny juga memberikan tanggapan positif, “Seru banget. Dari tiga Masdah yang aku tonton, menurutku ini paling seru. Ditambah lagi ada penerjemah bahasa Indonesia di tengah peran jadi tahu isi ceritanya gimana. Pemerannya juga mantap banget, semuanya benar-benar totalitas. Aku kasih rating 8/10.”
Namun, ada juga masukan dari penonton lain seperti Delvina, yang menyebutkan bahwa kualitas suara dan pencahayaan masih perlu diperbaiki. “Seru banget, ceritanya menarik sih. Ada lucunya, romantisnya, sedihnya juga ada. Aku kasih rating 8,5/10 karena tadi tuh suaranya kurang kedengeran jelas, terus lighting-nya kurang terang ke aktornya jadi kurang kelihatan jelas itu siapa,” ujarnya.
Pertunjukan “Bunga Kecil Andalusia” bukan hanya menghibur, tetapi juga menjadi bukti nyata dedikasi dan kerja keras Masrahiyatul Jaudah dalam menghadirkan karya seni yang inspiratif. Dukungan penuh dari HMPS BSA UAD dan berbagai pihak terkait memberikan harapan besar bahwa Masdah akan terus berkembang dan menjadi wadah eksplorasi seni dan budaya Arab di masa depan. (Fia)