Bangun Nalar Kritis Pemikiran Kader, IMM FAI Gelar Grand Opening Discussion
Mahasiswa sebagai pemegang tampuk pimpinan ummat kelak, kini tengah diuji. Dihadapkan dengan banyak dilematika yang terjadi. Teknologi yang bisa menjadi salah satu pembantu segala hal, kini justru menguji. Apakah mahasiswa akan tetap masih kritis dan risi dengan yang terjadi atau justru apatis tak peduli. Inilah hal yang dicoba digerakkan kembali oleh IMM FAI, membiasakan kembali kegiatan yang sangat erat dengan title mahasiswa pada umumnya yaitu diskusi yang sekarang mulai terkikis dengan budaya selfie dan sebagainya.
Kamis, (16/11/2017) IMM FAI mengadakan Grand Openig Discussion yang dilaksanakan di kompleks Kampus 2 Unit B (Sargede). Kegiatan yang dimotori oleh RPKFAIJAYA ini merupakan pembukaan diskusi sebelum dilaksanakan diskusi rutin setiap minggunya. Dalam kegiatan ini juga disampaikan program kerja Bidang Riset Pengembangan Keilmuan (RPK) IMM FAI selama satu periode ke depan. Membiasakan diskusi adalah salah satu langkah awal juga untuk mengukuhkan ideologi IMM kepada kader-kader baru pada khususnya dan seluruh kader IMM pada umumnya. Respon dari kader pun cukup baik, terbukti dengan tetap datangnya mereka meski hujan turun saat kegiatan ini.
Andica selaku kepala bidang RPK mengungkapkan dengan diadakannya diskusi secara rutin ini ia berharap kader-kader IMM dapat memahami suatu permasalahan dan dapat melihatnya dari berbagai sudut pandang, sehingga dapat lebih arif ketika dihadapkan pada suatu permasalahan tertentu. “Berfikir kritis sangat diperlukan khususnya di Fakultas Agama Islam, sehingga perlu dibangun sejak dini demi kelancaran dalam berdakwah melalui diskusi” ujarnya. Ia berharap kader-kader IMM FAI dapat terus antusias untuk mengikuti diskusi, kegaitan ini juga terbuka untuk kader-kader IMM seluruh UAD, ia berharap kader-kader IMM UAD bisa turut meramaikan kegiatan diskusi ini. “Kami berharap diskusi ini dapat menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi dari perspektif yang berbeda dan kader dapat bijaksana dalam menghormati perbedaan pemikiran maupun keilmuan yang ada” tambahnya.