Kunjungan Institut Pendidikan Guru Malaysia ke Universitas Ahmad Dahlan Minggu (28/10) di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, bertukar pikiran dalam inovasi aplikasi pembelajaran Bahasa Arab melalui media elektronik, telah kita ketahui di era milenial ini sangat jarang kita temukan pembelajaran tanpa menggunakan media elektronik seperti Aplikasi yang baru-baru ini telah muncul dan banyak beredar, tidak sedikit guru yang kesulitan dalam mengatasi pembelajaran Bahasa Arab dengan mudah dan cepat dipahami oleh pelajar. Dalam sambutan Pembina Institut Pendidikan Guru menyampaikan tujuan dari kunjungan itu adalah untuk mengetahui seberapa jauh skill yang mereka dapat dibangku perkuliahan.

Dalam presentasinya menyatakan pembelajaran bahasa arab tidak melulu secara manual namun bisa juga dengan metode yang menyenangkan, salah satunya dengan aplikasi HP Reveal dan Quizzi yang mana merupakan aplikasi belajar dengan kuis-kuis yang telah disajikan oleh aplikasi tersebut. Pembelajaran ini sangat membantu dalam hal belajar dan mengajar.

Selesai acara para mahasiswa IPG didampingi oleh mahasiswa UAD berkeliling menuju Kampus 4 dan mereka diajak merasakan atmosfer perkuliahan di lingkungan UAD, setelah berkeliling acara ini diakhiri dengan foto bersama. (FR)

Yogyakarta, 21 Oktober 2018. Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menyelanggarakan kegiatan unggulan yang membanggakan, yaitu Training of Trainer (ToT) pada hari Jum’at dan Sabtu, 10 – 11 Safar 1440 H atau yang bertepatan dengan 19 – 20 Oktober 2018 M. Pelatihan ini berlangsung selama 2 (dua) hari  yang dilaksanakan di Wisma Joyo Kaliurang. Peserta Traning of Trainer (ToT) berjumlah 30 orang yang berasal dari Prodi PAI UAD semester 3 dan 5.

Dalam sambutan Sutipyo R, S.Ag., M.Si selaku Kaprodi PAI UAD  menyampaikan bahwa, ‘Mahasiswa PAI yang notabennya adalah seorang pendidik, tidak hanya unggul dalam akademik saja, tetapi harus menjadi mahasiswa yang menginspirasi bagi sekelilingnya. Dan  kegiatan ToT ini hasil seleksi dari Mahasiswa PAI UAD yang telah terseleksi dari berbagai aspek dan pertimbangan’.

Dekan Fakultas Agama Islam, Nur Kholis, M.Ag juga menyampaikan dalam pembukaannya bahwa ‘kegiatan yang di selenggarakan PAI UAD ini, sebagai langkah awal kalian calon seorang trainer untuk proses perkaderan di program studi. Dari sekian banyak mahasiswa baru PAI, kalianlah gerbang utama untuk bisa mewadahi adik-adik kalian supaya bisa menemukan bakat dan minat mahasiswa baru angkatan 2018.

Training of Trainer (ToT) diawali dengan materi ataupun teori yang membahas tentang leadership, manajemen Trainer, dan masih banyak lagi, karena seorang Trainer harus mempunyai bekal yang banyak untuk menjadi seorang Instruktur. Ilmu yang didapatkan di bangku kuliah tidak akan cukup untuk belak seorang Instruktur jikalau tidak ditambah dengan ketrampilan dan softskillnya.

Salah satu pemateri ToT, Munawwir Khalil menyampaikan bahwa ‘Instruktur yang biasa itu yang mengajarkan, tetapi Instruktur yang luar biasa itu yang menginspirasi’ ucap beliau setelah menyampaiakan materi terakhir saat itu.

Kegiatan hari terakhir ToT, ditraining menjadi seorang Instruktur ataupun trainer  Outbound yang handal dan menginspirasi. Didampingi dengan Tim Outbound dari SEMOET yang membimbing serta mengajarkan kepada peserta TOT dalam berbagai games dan permainan yang asik, seru, serta mengandung makna di dalamnya.

Closing ceremony ToT  yang dilakukan di tempat outbound dengan penyampaian pesan dan kesan dari peserta ToT, dan ditutup oleh Sekretaris Prodi PAI UAD, Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I,   yang menyampaikan bahwa ‘ini adalah ToT angkatan kedua, selamat atas kalian semua yang telah Lulus pada ToT ini,  kita harus bisa bersama-sama membangun Prodi PAI supaya lebih maju dan baik lagi dan lagi.’ Ditutup dengan jargon kebanggaan PAI UAD. (DWS)

Dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan atmosfir akademik, Selasa 16 Oktober 2018, Program Studi Ilmu Hadis, Fakultas Agama Islam, Universitas Ahmad Dahlan kembali menggelar Kuliah Umum untuk Semester Gasal 2018/2019. Kali ini, Prodi Ilmu Hadis FAI UAD mendatangkan pakar dari Sulawesi Selatan, Ustadz Dr. Aan Parhani, Lc., M.A. Beliau adalah Dosen Tetap dan Sekretaris Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir (IQT), UIN Alauddin Makassar.

Kuliah umum dengan tema “Interpretasi Kontekstual dalam Memahami Hadis: Studi Implementasi” yang dipandu oleh Ustadz Jannatul Husna, Ph.D ini berlangsung khidmat dan penuh antusiasme mahasiswa sejak pukul 15.00 hingga 17.15 WIB. Selain dipenuhi oleh ratusan mahasiswa Prodi Ilmu Hadis-UAD dan Prodi IQT-UIN Alauddin Makassar, Aula Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan (K4) juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dan dosen dari kedua kampus.

Dalam uraiannya, Ustaz Aan Parhani menjelaskan perlunya memahami hadis dengan benar melalui pendekatan yang benar pula agar petunjuk Nabi dapat diamalkan dengan baik dalam kehidupan. Lebih lanjut beliau menjelaskan sejumlah metode dan pendekatan dalam memahami hadis, mulai dari pendekatan tekstual, intertekstual, dan kontekstual.

Bagaimana cara memahami hadis dengan pendekatan kontekstual itu? Ustaz Aan Parhani dalam uraiannya menawarkan beberapa langkah dan pendekatan, seperti mengetahui: (1) asbab al-wurud, (2) kedudukan dan fungsi Nabi, (3) perbedaan sosial-budaya, (4) kondisi psikologis sahabat yang bertanya, (5) tempat munculnya hadis, (6) hadis yang muncul lebih dulu dan kemudian, dan (7) sejarah peradaban manusia. (JK)

Program Studi Perbankan Syariah (PBS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kegiatan Orientasi Pengenalan Al-Islam dan Kemuhammadiyah atau yang disingkat dengan OPAK. Kegiatan tersebut diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa Prodi PBS angkatan 2018 (Angkatan Kedua). Kegiatan OPAK tersebut dilaksanakan selama 2 hari 1 malam yakni pada tanggal 13-14 Oktober 2018 bertempat di Wisma Sejahtera 3 Kaliurang. Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I selaku Kaprodi PBS yang membuka acara OPAK mengatakan bahwasanya “kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa Prodi Perbankan Syariah mengenai Al-Islam dan Kemuhammmadiyahan khsususnya dari segi pemahaman dan semangat ekonomi, karena mahasiswa di Prodi ini berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sehingga perlu untuk menyamakan pandangam, gerak dan langkah”.

Dalam kegiatan ini diberikan diberikan materi-materi sebagai berikut, Materi Ke-Islaman: Hakeka Islam, Peran Tauhid dalam Kehidupan yang disampaikan oleh Dekan FAI Nur Kholis, S.Ag., M.Ag; Materi mengenai Semangat Menyiapkan Jiwa Entrepreneur yang disampaikan oleh Firmansyah Budi Prasetyo yang merupakan Pemilik Cokro Tela di Yogyakarta dan termasuk anggota Jaringan Saudagar Muhammadiyah; Materi Perlunya Jiwa Kepemimpinan Mahasiswa yang disampaikan oleh Gita Danupranata, S.E., MM selaku ketua PWM DIY dan Dosen FEB UMY; Materi mengenai Sukses Studi di Perguruan Tinggi yang disampaikan Erik Hadisaputra, S.Kom., M.Eng selaku akademisi dan motivator nasional; serta materi mengenai Pentingnya Mahasiswa Bermasyarakat yang disampaikan Hasan Abdullah Al-Kaff, S.H., S.Pd., M.A.P., CI selaku Akademisi dan Inspirator.

Pemateri yang yang hadir dalam kegiatan OPAK Prodi PBS merupakan orang-orang yang pakar, ahli dan memiliki pengalaman yang panjang dalam materi yang disampaikannya. Kegiatan OPAK yang kedua bagi prodi PBS ini dikonsep dan ditangani langsung oleh mahasiswa PBS angkatan 2017 di bawah arahan dosen-dosen Prodi Perbankan Syariah. Dwi Santosa Pambudi, S.H.I., M.S.I selaku Sekprodi dan Penanggung Jawab pada kegiatan OPAK ini, mengatakan bahwasanya kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada seluruh mahasiswa Prodi PBS. Mahasiswa yang yang sedang menempuh pendidikan di Kampus UAD harus memantapkan dirinya dalam menjalankan agama Islam, menggunakan pedoman dan faham Muhammadiyah.

Kegiatan ini juga sebagai salah satu ajang silaturahmi antara dosen dan mahasiswa baru angkatan 2018 serta antara mahasiswa dengan mahasiswa angkatan 2018 khususnya untuk saling mengenal lebih akrab. Dengan harapan tidak hanya keakraban yang didapat dari kegiatan ini, namun juga ada ilmu dan wawasan baru yang diketahui. Pada akhirnya, tujuan utama kegiatan OPAK ini, mahasiswa PBS UAD dapat lebih kompeten dalam pemahaman agamanya, dapat memunculkan jiwa-jiwa kewirausahaan Islami, mempraktikan sifat kepemimpinan, bisa sukses dalam perkuliahan serta sukses juga bersosialisasi dengan masyarakat sehingga kelak ketika menjadi Bankir dan Praktisi Lembaga Keuangan Syariah menjadi praktisi yang profesional, berakhlak mulia dan berlandaskan nilai-nilai Ke-Islaman. (MAA)

Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk pertama kalinya mengadakan acara arabic world festival. acara yang mengangkat tema “Nuansa Arabia di Kota Budaya” ini bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan kebahasaan dan kesusastraan mahasiswa, termasuk bagi siswa yang sebagian besar dari pesantren sudah familiar dengan Bahasa Arab. Arabic World Festival diadakan di gedung kampus 4 UAD dan berlangsung selama 2 hari, tepatnya sejak 7 hingga 8 Oktober 2018.

Ada 2 kategori yang dilombakan, kategori mahasiswa dan kategori umum. Untuk kategori mahasiswa yaitu baca berita arab, baca puisi arab, dan debat bahasa arab sedangkan untuk kategori umum, kaligrafi, musabaqoh qiro’atul kutub (MQK) dan Arabic Star. Lomba ini memperebutkan piala Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Irfan Faturrahman selaku ketua panitia mengatakan “Alhamdulillah antusias peserta sangat banyak, jumlah keseluruhan peserta 119 orang, untuk cabang lomba debat ada 36 orang yang terdiri dari 12 tim, untuk baca berita 15 peserta, MQK ada 20 peserta, kemudian untuk cabang kaligrafi ada 20 peserta, dan lain sebagainya.”

“Harapan kedepan untuk acara ini, semoga dapat diselenggarakan secara rutin tiap tahunnya, agar UAD dapat lebih dikenal secara luas, terutama Prodi Bahasa dan Sastra Arab. Sementara itu, Dekan FAI Bapak Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. mengungkapkan jika untuk kedepannya beliau optimis bahwa acara ini akan lebih baik lagi, serta dengan peserta yang lebih banyak dari tahun ini. melalui acara ini, diharapkan kajian-kajian ke Timur Tengahan dapat berkembang dan menjadi ikon bagi Fakultas Agama Islam, mengingat komunitas ini telah terbangun baik di perguruan tinggi lainnya. Beliau juga berpesan untuk lebih mengembangkan kerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi lain sebagai upaya dalam pengembangan Studi Arab. Selain itu, baik peserta dan panitia diharapkan dapat mengambil ilmu yang diperoleh dari acara ini, terutama dari kegiatan seminar yang diadakan. (SLV)