Lestarikan Budaya, IMM FAI Adakan Pelatihan Membatik
Yogyakarta, FAI TERKINI – Dalam rangka mempertingati hari “Batik Nasional” Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan menghadirkan acara berupa “Pelatihan Membatik”. Acara ini diselenggarakan selama dua hari pada hari sabtu dan minggu (2 s.d 3 Oktober 2021) pada pukul 08.00-15.00 WIB bertempat di SD Muhammadiyah 4 Nitikan. “Selain bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia, acara ini juga hadir dalam rangka membekali para peserta untuk mempunyai kemampuan yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan”, sebagaimana yang disampaikan oleh ketua panitia Oqy Andaresta. Acara ini dimeriahkan oleh peserta sebanyak 20 orang dikarenakan memang perlunya dalam menerapkan protokol kesehtaan.
Batik berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari dua kata yaitu “amba” yang artinya lebar atau luas yang merujuk pada kain dan “nitik” yang artinya memberi titik untuk membuat suatu pola. Kegiatan ini bukan hanya tentang sekedar memeriahkan euforia pada hari “Batik Nasional” semata, tetapi untuk memantik dan mengingatkan kita semua khususnya para pemuda bahwa ada budaya yang harus kita lestarikan bukan hanya batik tetapi budaya Indonesia pada umumnya, kata Ahmad Teguh Budiman selaku Ketua Umum IMM FAI UAD pada sesi sambutan.
“Kegiatan yang diselenggarakan oleh PK IMM FAI UAD merupakan kegiatan yang out of the box, berbeda dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komisariat lain. Maka hal ini perlu di tingkatkan dan bisa dilanjutkan walau sudah pergantian kepengurusan”, kata Hasnan Nahar, M.Ag selaku pembina IMM FAI UAD dalam sambutannya melalui rekaman vidio dikarenakan sedang melanjutkan studi S3 di Turki. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan, Dr. Nur Kholis, M.Ag beliau berpesan “bahwa kegiatan seperti ini harus bersifat berkelanjutan karena untuk membentuk kemampuan dalam membatik tidak hanya bisa satu atau dua kali pertemuan saja, membatik juga bukan hanya sekedar membentuk suatu pola biasa, tetapi ada filosfi yang dibangun sehingga terdapat pesan yang disampaikan dalam setiap goresannya”. Pelatihan membatik pada kesempatan kali ini diisi oleh Bu Sri Rumayati Hardjito selaku Founder & Owner Roemah Djoempetan Srihadi.
Kreasi dalam membatik bukan hanya tentang motif yang beraneka ragam namun dalam teknik pembuatannya pun beraneka ragam. Ada teknik celup ikat yaitu pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, lalu dicelupkan dalam larutan pewarna setelah kain diangkat dari dalam larutan pewarna, ikatan pada kain dibuka sehingga bagian yang diikat tidak terkena warna dan membentuk suatu motif atau pola. Selanjutnya ada teknik canting tulis, teknik ini menggunakan alat yang disebut canting untuk menorehkan cairan malam atau lilin pada media kain. Teknik cap dilakukan layaknya stempel, cap ini dicelupkan pada cairan malam lalu untuk mengisi warna pada motif yang telah dibentuk pada cap. Teknik printing yaitu pembuatan batik melalui mesin dengan proses printing layaknya mencetak dokumen, file yang berisi motif batik disiapkan untuk proses printing menggunakan mesin dengan media kain. Ada teknik colet atau teknik melukis yaitu membentuk motif dengan mengoleskan pewarna kain menggunakan kuas. Dan pada pelatihan kali ini, teknik celup ikat atau jumputan-lah yang digunakan disatu sisi dikarenakan prosesnya yang mudah juga karena teknik ini terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta.











Yogyakarta, FAI TERKINI – Islam in World Perspectives Symposium (IWOS) merupakan kegiatan seminar internasional yang dilakukan setiap tahun oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD). Gelaran yang akan diadakan pada hari Rabu, 29 September 2021 dilaksanakan secara hybrid yaitu dilaksanakan secara bersamaan daring dan luring



Webinar kewirausahaan diadakan sebagai sarana belajar menjadi enterpreneur muda yang sukses. Bapak Wakil Dekan FAI, Arif Rahman S.Pd.I, M.Pd.I, dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa mahasiswa perlu belajar berwirausaha dari sekarang. Karena bagaimanapun, kecukupan ekonomi dapat diatasi salah satunya dengan berwirausaha. “Mahasiswa sekarang sudah harus menyentuh sisi ekonomi, yaitu dengan berwirausaha. Dengan berwirausaha, kita sama-sama membangun negeri lewat perbaikan sektor ekonomi yang sudah terlalu parah terdampak wabah Covid-19”. Ujar beliau.
Webinar Kewirausahaan diikuti secara antusias oleh peserta. Webinar berlangsung selama kurang lebih dua jam, dengan diakhiri tanya jawab. Sebagai penutup sesi webinar, Muhammad Irfan berpesan kepada peserta untuk tetap semangat berjuang menjadi enterpreneur islam yang sukses. “Semangat terus yang punya usaha apapun, jangan dengerin omongan orang, kalo down bangkit jangan makin down. Pengusaha itu jika gagal bangkit lagi, tetapi jika gagal lalu tidak mau bangkit namanya anak orang kaya” pungkas Irfan



Yogyakarta, FAI TERKINI – Maraknya penggunaan gawai sebagai media permainan anak di era revolusi industry saat ini bagaikan sisi mata uang. Di satu sisi penggunaan gawai menjadikan seorang anak melek teknologi namun di sisi lain penggunaan gawai pada usia anak secara terus menerus juga akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan menurunnya kepekaan sosial anak-anak. Melihat kondisi tersebut, tim Tim program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan yang diketuai oleh Muhammad Fikri Rayendra (Kesehatan Masyarakat) dan anggota Tim Cut Zahiya Listy Humaira (Pendidikan Agama Islam), Trisna Avi Listyaningrum (Pendidikan Fisika), Dedek Ajeng Okta Triyana (Pendidikan Bahasa Inggris), dan Panji Nur Fitri Yanto (Bimbingan dan Konseling) yang dibimbing oleh Nur Fatimah, S.Pd., M.Hum mengembangkan permainan kartu berlipat yang dinamakan D-QALAMI, tutur Fikri. 