Cumlaude merupakan sebuah predikat yang diharapakan oleh hampir seluruh mahasiswa. Namun, tidak semua mahasiswa mampu untuk mencapainya walaupun usaha dan doa tidak pernah ditinggalkan.

Ahmad Naufal, wisudawan yang baru dilantik hari sabtu (17/03/2012) ini menorehkan hasil yang memuaskan dalam kelulusannya. Nilai IPK 3,81 telah membawanya predikat cumlaude dari Program Studi Tafsir Hadits yang dipelajarinya. Di balik kesuksesan yang dia raih, ternyata dia aktif dalam berbagai kegiatan. Di samping sebagai perintis kungfu muslim Thifan Pokhan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang akan diresmikan menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dia juga aktif berkecimpung di kegiatan yang lain, seperti pembina masyarakat, guru pengajar mata pelajaran matematika paket B di SMK Muhammadiyah Playen dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) yang keseluruhannya berada di kawasan Walikan, Pulutan, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Namun, suasana perkulihan yang dinilainya kondusif juga tidak ketinggalan memberikan andil dalam menjadikannya mahasiswa yang kompeten.

“Saya pikir suasana perkuliahan di UAD sudah kondusif, karena antara mahasisiwa dan dosen dapat berinteraksi dengan baik. Tidak ada dosen yang sombong yang pernah saya jumpai di sini.” Ujarnya ketika ditemui di masjid kampus satu UAD.

Mantan mahasiswa yang terlahir di Jakarta pada tanggal 20 Juni 1985 silam dan pernah mengenyam pendidikan di SMK Muhammadiyah Cileungsi ini menyimpan pemikiran yang seharusnya dimiliki oleh seluruh mahasiswa. Dia kuliah bukan karena mengejar ijazah, namun ilmulah yang dia tuntut. Selain itu, sarjana yang juga lulusan dari Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) ini juga berpesan kepada seluruh mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) agar menggunakan waktu belajar di S1 ini sebaik mungkin. Karena yang menjadi ukuran keilmuan seseorang berada pada gelar S1 yang disandangnya.

“Ilmu tidak hanya bisa didapat di dalam kelas, mahasiswa perlu berorganisasi untuk melengkapi ilmu teoritis dan ilmu praktis. Maka dari itu gunakan waktu sebaik mungkin, karena kadar keilmuan seseorang berada pada gelar S1 yang disandang seseorang tersebut”. Ujarnya menambahkan.

Wisudawan yang bertempat tinggal di Walikan, Pulutan, Wonosari, Gunung Kidul  memiliki hobi dalam bidang komputerisasi. Sehingga menjadikannya seseorang yang mahir dalam dunia komputer walaupun gelar sarjana dari Program Studi Tafsir Hadits telah dia dapatkan.

Segudang harapan terpancar dari seluruh civitas Muhammadiyah akan gerakan seluruh kadernya. Rindu akan torehan prestasi pun wajar dinanti-nanti untuk menyegarkan kembali langkah organisasi islam tebesar di Indonesia ini.

“Katakan, aku pasti bisa!”, merupakan kata yang sering diserukan oleh Ahmad Saifudin Rauf untuk membakar semangat kaum muda yang berada dalam komandonya. Pemuda yang pernah mengenyam pendidikan di SMA Muhammadiyah Pringsewu, Lampung tersebut merupakan ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) yang mempunyai berjubel kegiatan.

Di samping diortonom kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD), beliau juga aktif ikut andil di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) sebagai sekretaris eksekutif, serta ikut sumbangsih diPemuda Muhammadiyah (PM) sebagai anggota bidang dakwah. Namun, kepadatan amanah yang ditanggungnya tersebut tidak melunturkan semangatnya sedikitpun untuk memajukan islam demi terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Di samping itu, pemuda yang lahir 20 tahu lalu ini juga memiliki visi yang luar biasa di dalam program kerjanya, yaitu menumbuhkan rasa kekeluargaan di internal IMM FAI dan juga mengembangkan sayap eksternal yang masih dalam satu payung kepemimpinan Muhammadiyah.

“IMM bagaikan satu bangunan, yang satu dengan yang lainnya harus saling melengkapi. Maka dari itu, saya bertekat untuk merekatkan tali kekeluargaan di internal kita dahulu. Jika internal kita sudah kompak, maka sayap itu akan saya bentangkan ke eksternal Muhammadiyah. Semua itu demi kebaikan gerakan ini”. Papar beliau ketika ditemui di hall kampus I UAD pada hari kamis (08/03/2012).

Pemuda yang sekarang duduk di semester empat program studi bahasa dan sastra arab ini ternyata belajar dari nol tentang berorganisasi. Dulu saat petamakali beliau terbata-bata ketika berargument, sekarang merasakan manisnya buah kerja keras. Pelopor yang sekarang juga menyandang sebagai takmir di Masjid Jami’ Al Falah yang beralamat di jalan Melati Wetan nomor empat ini juga berharap kepada seluruh pengurus IMM FAI u

ntuk bersama-sama menggulirkan roda kepemimpinan ini dengan semaksimal mungkin, agar nantinya dapat menghasilkan kebanggaan baik kepada pihak Fakultas maupun pihak Muhammadiyah. (aay)

Sistem demokrasi yang telah mendunia merupakan cara yang mutlakdilakukan oleh sebagian besar masyarakat dunia untuk menyuarakan pilihannya. Dalam musyawarah komisariat (MUSYKOM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), nuansa itu pun amat kental terasa.

Ahad (04/03/2012), ruang Kaud B kampus 1 UAD menjadi ajang pesta demokrasi mahasiswa FAI untuk menentukan pengurus IMM periode berikutnya. Agenda tahunan yang dihadiri lebih dari 25 peserta tersebut berlangsung lancer dengan melibatkan seluruh perwakilan dari komisariat IMM se-UAD dan tim peninjau dari pimpinan cabang yang sama-sama terkoordinir di bawah bendera merah Mutra Muhammadiyah. Dari serangkaian acara yang dilakukan, terpilihlah Immawan Ahmad Saifudin Rauf sebagai ketua umum yang seketika terpancar kebahagiaan di raut wajahnya.

“Walaupun saya merasa senang, namun saya juga sangat terharu dengan dilimpahkannya amanah yang begitu besar ini. Saya bertekat untuk memberikan konstribusi semaksimal mungkin untuk terwujudnya IMM FAI yang lebih baik”.Papar ketua umum yang baru terpilih ketika ditemui setelah acara terlaksana.

Acara yang direncanakan selesai pada pukul 20.00 WIB ini ternyata berakhir lebih cepat, yaitu pukul 17.15 WIB dikarenakan peserta yang begitu antusias dan tertib dalam mengikuti MUSYKOM ke-IX ini. (aay)