Kuatkan Integritas Guru sebagai Aktualisasi Gerakan Ta’awun untuk Negeri, PAI UAD Gelar Kuliah Umum Bersama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah
Yogyakarta – 15 Desember 2018 Euforia semarak Milad ke-106 tahun Muhammadiyah yang dimaknai sebagai momentum gerakan ta’awun untuk negeri telah menggelorakan spirit bagi segenap lapisan persyarikatan. Dalam rangka mengaktualisasikan spirit yang sama, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai narasumber. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Sabtu (15/12), dan bertempat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan. Kuliah umum yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini, diikuti oleh seluruh civitas akademika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang berasal dari mahasiswa Prodi PAI hingga segenap perwakilan pimpinan universitas. Pelaksanaan kuliah umum mengangkat tema yang bertajuk “Ta’awun Untuk Negeri: Peran PAI dalam Mewujudkan Guru yang Unggul dan Profesional” dengan menghadirkan sosok Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus merupakan dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sebelum dimulainya acara inti kuliah umum, pihak universitas menghadirkan tiga orang mahasiswa Prodi PAI yang telah berkontribusi aktif menjadi relawan lapangan untuk musibah bencana alam di Palu, Sulawesi Tengah. Melalui talkshow ringan, ketiga mahasiswa tersebut menyampaikan pemikiran inspirasional di balik munculnya keberanian dan kepekaan atas musibah yang menimpa negeri ini. Dalam sambutannya, Dekan FAI UAD, Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. menyatakan apresiasinya atas kepedulian dan semangat kebersamaan yang dimiliki oleh ketiga mahasiswa relawan tersebut. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. juga mengutarakan keinginannya untuk terus melibatkan PP Muhammadiyah dalam ikhtiar ta’awun pendidikan yang dilakukan di Universitas Ahmad Dahlan, khususnya Prodi PAI.
Selanjutnya kuliah umum diawali dengan pidato dari Dr. Abdul Mu’ti yang menjelaskan tentang latar belakang berkonteks kebangsaan yang hendak disampaikan oleh Muhammadiyah melalui pesan ta’awun untuk negeri yang saat ini tengah marak digelorakan. Dr. Abdul Mu’ti menyatakan bahwa semestinya rakyat Indonesia tergerak untuk saling peduli dan berbagi sehingga dapat meringankan beban saudara sebangsa atas segala musibah. Beliau juga menegaskan tentang perlunya mengeratkan ukhuwah di tengah kontestasi politik yang dapat memicu konflik dan memperkeruh situasi nasional yang terjadi belakangan.
Lebih lanjut Dr. Abdul Mu’ti menyatakan bahwa spirit ta’awun untuk negeri merupakan sejarah lahir, tumbuh, dan berkembangnya Muhammadiyah di tangan KH Ahmad Dahlan melalui pesan ta’awun yang terdapat pada QS. al Ma’un. Muhammadiyah dengan segala kerendahan hati mengajak segenap lapisan persyarikatan untuk mengedepankan semangat ta’awun demi keutuhan bangsa meski berbeda pandangan dan kepentingan politik. Senada dengan gagasan tersebut, Dr. Abdul Mu’ti menguraikan bahwa gerakan ta’awun untuk negeri juga menggelorakan terbentuknya gerakan pemberdayaan dalam rangka mengangkat harkat umat dan warga yang lemah menuju kehidupan khaira ummah yang berkecukupan melalui bidang pendidikan, sehingga salah satu sumber kesenjangan sosial dapat dipotong mata rantainya secara sistemik.
Menurut Dr. Abdul Mu’ti, diperlukan adanya rekonstruksi konsep, pemikiran, dan parameter yang dapat didialogkan serta dirumuskan secara kolektif mengenai masalah-masalah krusial pendidikan, sehingga menghasilkan titik temu yang komprehensif dan solutif dalam kaitannya dengan upaya membangun peradaban bangsa melalui integritas seorang guru. Pergumulan dialektika terkait berbagai macam upaya rekonstrusi sistem pendidikan, khususnya pendidikan Islam, meningkatkan peranan eksistensi jiwa ta’awun kebangsaan yang menjadi spirit bagi proses penanaman orientasi moral, spiritual, rasional, dan profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sehingga upaya menginternalisasikan nilai ke dalam diri peserta didik menjadi semakin bermakna dalam bingkai kearifan melalui kehadiran guru peradaban yang berintegritas dan memiliki etos kerja unggul serta professional.
Dr Abdul Mu’ti menekankan bahwasanya kemunculan guru-guru dengan spirit ta’awun yang diaktualisasikan dalam jiwa, pikiran, sikap, dan proses pendidikan yang berwawasan kenegarawanan, tentu akan menginspirasi seluruh lapisan masyarakat, sehingga diharapkan dapat memberikan perubahan yang bersifat kolektif dan sistemik. Mozaik ta’awun melalui aspek pendidikan yang direpresentasikan melalui keunggulan kompetensi dan profesionalisme para guru terhadap peserta didik di berbagai institusi pendidikan akan saling bersinergi dan bergerak secara massif menuju tercapainya cita-cita Indonesia Berkemajuan sebagaimana perspektif Muhammadiyah.
Kuliah umum yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini, berlangsung sangat interaktif dengan diwarnai oleh semangat dan antusiasme peserta yang berjumlah sekitar 800 orang dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), baik kalangan mahasiswa maupun dosen. Dengan dipandu oleh Farid Setiawan S.Pd., M.Pd.I. yang merupakan dosen dari Prodi PAI UAD, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan pimpinan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang meliputi Dr. Muchlas, M.T. selaku dari Wakil Rektor I, dan Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Agama Islam.