PAHAMI TIGA POINT INI YANG PERLU DIKUASAI CALON GURU AGAMA MASA DEPAN
Fakultas Agama Islam – FAI News. Program Studi Pendidikan Agama Islam UAD, menjadi salah satu prodi yang mencetak calon guru, khususnya di bidang pendidikan Islam. Oleh karena itu segala bentuk program, baik yang berbentuk hard skill maupun soft skill, sepenuhnya diarahkan untuk membentuk kepribadian lulusan yang memang disiapkan untuk menjadi guru PAI masa depan.
Salah satu upaya dalam mempersiapkan calon guru agama Islam agar siap terjun di masyarakat, prodi PAI UAD mewajibkan mahasiswa melakukan praktik pembelajaran dan pengajaran melalui aktivitas micro teaching. Praktik micro teaching sendiri memberikan kesempatan bagi mahasiswa membawakan materi pembelajaran di hadapan audiens. Mereka seolah-olah menjadi guru dan
Di antara beberapa tantangan dalam praktik mengajar, Dr. Arif Rahman, S.Pd.I., M.Pd.I, pengampu mata kuliah Pendidikan Qur’an-Hadis, menyebutkan paling tidak ada tiga hal penting yang perlu dikuasai oleh para calon guru (mahasiswa PAI) menurutnya di sela-sela penjelasannya di kelas. “sejauh ini yang saya lihat tiga masalah terbesar calon guru dalam praktik mengajar yaitu; mentalitas, komunikasi, dan penguasaan kelas”, ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa ketiga poin tersebut merupakan kemampuan mendasar yang fundamental dalam proses pembelajaran. “katakanlah calon guru sudah mempersiapakan materi, namun kemampuan lainnya apakah sudah siap menghadapi suasana kelas, juga bagaimana mengkomunikasikan dengan para audien (siswa) di kelas”. tambahnya.
Mengingat pentingnya kemampuan demikian, prodi PAI UAD mensyaratkan mahasiswanya menguasai kompetensi dalam praktik micro teaching. Terpisah, Kaprodi PAI UAD Yazida Ichsan, S.Pd.I., M.Pd.I menjelaskan bahwa beberapa mata kuliah didesain dengan bobot praktik micro teaching yang menitik beratkan kemampuan mahasiswa menguasai kemampuan calon guru. “kami desain mata kuliah yang bobotnya 4 sks biasanya sekaligus dengan komponen praktik (micro teaching) di dalamnya. Karena semua tahu kemampuan mengajar guru itu harus betul-betul disiapkan, bukan sekedar bermodalkan selembar ijazah” pungkasnya.