Tuntunan Ibadah Sesuai HPT Muhammadiyah oleh Ustadz Atang Sholihin
Yogyakarta, FAI TERKINI – Ustadz Atang Sholohin menjadi narasumber dalam acara Baitul Arqam mahasiswa FAI 2020 untuk mengisi kegiatan Materi 4 yaitu mengenai tuntunan ibadah sesuai HPT Muhammadiyah. Materi keempat dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Februari 2021 dimulai dari jam 08.00 s.d. 08.45. Dipandu oleh Fadhlurrahman, M.Pd. yang merupakan dosen FAI, acara tersebut digelar secara daring Live Streaming melalui kanal youtube Official FAI UAD.
Dalam penyampaiannya, Ust. Atang memaparkan mengenai tata cara ibadah yang dituntunkan oleh HPT MUhammdiyah, namun beliau juga menyampaikan bahwa tuntunan ibadah yang diputuskan oleh Tarjih bukanlah satu-satunya cara yang benar, jika kita tau ada cara ibadah lain dengan nas yang jelas dari Rasulullah, maka itu juga bisa digunakan. Dimulai dari materi Thaharah yaitu bersih atau suci dari kotoran, secara istilah yaitu upaya untuk menghilangkan najis atau hadas dengan menggunakan alat bersuci menurut cara tertentu. Alat bersuci yaitu air, debu, batu atau benda padat lainnya. Bedanya najis dan hadas, najis yaitu apa saja yang dipandang kotor menurut agama sedangkan hadas adalah keadaan tidak suci yang mengenai pada muslim sehingga menyebabkan orang tersebut tidak dapat solat. Hadas sendiri terdiri dari hadas kecil dan hadas besar.
Empat macam air yang harus diketahui yaitu air kencing, air wadi, air madzi dan air mani, diantara keempat air tersebut yang tidak najis hanya air mani. Cara bersuci untuk hadas kecil yaitu dengan wudhu, sedangkan bersuci untuk hadas besar yaitu dengan mandi wajib. Tayammum merupakan pengganti wudhu dan mandi apabila tidak ada air, atau keterbatasan air atau sakit yang berbahaya apabila terkena air. Materi dilanjutkan dengan tata cara berwudhu, tayammum, mandi wajib, serta solat. Para peserta BA sangat antusias dalam mengikuti materi yang disampaikan oleh Ust. Atang, berbagai pertanyaan dan diskusi yang menarik berlangsung hingga waktu habis. Diharapkan setelah mendapat materi ini, mahasiswa FAI, khususnya para peserta BA 2020 ini bisa memahami bagaimana tata cara ibadah yang dituntunkan oleh HPT Muhammadiyah.

Kamal menempatkan tauhid sebagai pandangan dunia seorang muslim. Sebagai pandangan hidup, Allah Swt merupakan realitas tertinggi menjadi acuan setiap aktivitas kaum Muslim. Karenanya seorang muslim semestinya menempatkan tauhid sebagai dasar bagi penafsiran atas semua fenomena alam semesta dan menjadi asas paling dasar dalam aktivitas berpikir. “Kalau kita bertanya, siapa manusia? Maka kita berbicara apa kata Allah tentang manusia. Ketika manusia berbicara tentang nilai-nilai dalam pandangan hidup, maka kita akan berbicara nilai-nilai ilahiyah. Ketika manusia berbicara tentang dunia, maka bagaimana kata Allah tentang dunia. Kita harus kembali kepada Allah, jangan didefinisikan sendiri,” tutur dosen UMY ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Ust. Anhar Anshari, Ph.D dalam materi ke-1 pada acara Baitul Arqam 2021 FAI UAD yang dilaksanakan pada hari Senin-Rabu, 8-9 Februari 2021 secara daring. Kegiatan tersebut diikuti oleh 800-an mahasiswa angkatan 2020 dari lima prodi di FAI. Melibatkan lebih dari 50 orang panitia yang terdiri dari panitia inti, teknis, instruktur, pendamping, dan juga Co-Host.





