Yogyakarta – Wajah-wajah ceria, baik dosen, Staff dan Keluarga Besar Fakultas Agama Islam Univesitas Ahmad Dahlan (FAI UAD) tampak pada Sabtu 27 April 2019. Pada pagi hari itu keluarga besar FAI UAD melaksanakan Outbond yang dikemas dalam bentuk Family Gathering. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan dan kerjasama di lingkungan FAI UAD serta untuk menjalin silaturahmi antara anggota keluarga pimpinan, dosen, laboran serta staff kantor fakultas, yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kinerja, peningkatan prestasi dan tanggung jawab pada bagian kerjanya masing-masing, sehingga FAI UAD menghasilkan peningkatan prestasi yang semakin bagus, semakin cepat dengan kualitas yang meningkat.

Dekan FAI UAD saat Memberikan Sambutan dalam Acara Family Gathering

Family Gathering ini berlangsung ceria penuh kekeluargaan. Antara karyawan dan dosen melebur jadi satu, tanpa ada perbedaan antara petinggi fakultas maupun staff. Jabatan tidak lagi dipakai di acara yang juga melibatkan keluarga karyawan dan dosen tersebut. Semua terlihat akrab dan nyaman berbaur menjadi satu.

Instruktur dalam Outbond kali ini ada Semut Outbond yang dipimpin oleh Mas Ananto

Nur Kholis, M.Ag (Dekan FAI UAD) menyampaikan bahwa Kegiatan Family Gathering ini dilaksanakan di Desa Wisata Kaliurang, Yogyakarta, yang bertujuan sangat positif dan bermanfaat untuk membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi.

Para Dosen tak lupa untuk Foto Bersama

Kegiatan ini juga untuk membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan formal maupun informal.  Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain sehingga setiap individu mampu berkomunikasi dengan baik. Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif. Memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter yang baik, guna mengembangkan kualitas hidup peserta yang berkarakter serta menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan. (MAA)

Yogyakarta – Acara milad FAI UAD ke 23 berupa serangkaian kegiatan yang berlangsung mulai dari tanggal 9-13. Kegiatan yang dilakukan beragam, mulai dari seminar hingga lomba memasak nasi goreng. Serangkaian acara milad ini ditutup dengan upacara penutupan (13/04/2019) pada pukul 19.00-22.00. Acara penutupan diawali dengan sambutan dari dekan FAI, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari rektor UAD.

Rektor UAD, Dr. H. Kasiyarno, M.Hum saat menyampaikan sambutan dalam Acara Closing Milad FAI UAD

Kegiatan juga diawali dengan pemotongan tumpeng oleh rektor, bersama dekan FAI, Kaprodi FAI, LPSI dan ketua acara milad, Ilham Hardianto. Pada acara penutupan juga dilaksanakan pemberian penghargaan kepada mahasiswa-mahasiswa FAI yang berprestasi, juga pemberian penghargaan kepada pemenang lomba-lomba yang diadakan pada serangkaian acara milad, seperti lomba membuat video profil UAD, lomba business plan, kemudian diumumkan pemenang lomba memasak nasi goreng, yang dimenangkan oleh dosen program studi Bahasa dan Sastra Arab, dan pengumuman stand bazar makanan dan barang terbaik.

Rektor UAD menyerahkan Apresiasi kepada Para Juara dalam Lomba di Milad FAI UAD ke 23

Kegiatan dilanjutkan dengan hiburan-hiburan perwakilan dari setiap program studi di FAI, seperti tari, dangdut dan bahkan seni bela diri tapak suci yang ditampilkan oleh program studi ilmu hadits. Banyak prodi yang menampilkan tari tradisional. Ada juga penampilan yang memukau dari prodi PAI yang menampilkan beat box dan tarian. Diakhir acara ada peletusan kembang api pertanda acara telah usai. (SSL)

Yogyakarta – Acara tabligh akbar di Universitas Ahmad Dahlan sudah menjadi rutinitas di setiap bulan. Namun ada yang istimewa di bulan ini, karena tabligh akbar masuk dalam rangkaian acara Milad FAI yang ke 23. Pada bulan ini, pengisi tabligh akbar adalah Ust. H. Habiburrahman El Shirazy, yang merupakan penulis novel terkenal di Indonesia, yaitu Ayat- Ayat Cinta. Tabligh akbar diselenggarakan di masjid Islamic Center pada saat ba’da dhuhur hingga pukul 14.45 WIB (11/04/2019).

Suasana Tabligh Akbar dari bagian Akhwat

Tabligh akbar ini bertemakan meneladani Baginda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam, yang juga bertujuan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Jama’ah tabligh akbar datang dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, dosen dan juga masyarakat umum. Acara tabligh akbar ini berjalan dengan lancar karena antusias dari mahasiswa, dosen, dan karyawan cukup banyak. Semoga di acara tabligh akbar selanjutnya dapat berjalan lebih baik dan antusiasme masyarakat dan mahasiswa untuk pergi ke pengajian lebih meningkat lagi.

Kang Abik menyempatkan foto bersama dengan Panitia dan Takmir Masjid IC

Habiburahman El Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik menyampaikan pesan, bahwasanya kita sebagai Ummat Nabi Muhammad SAW, sudah sepatutnya dan sudah sepantasnya untuk meneladani semua yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam peringatan Isra’ Mi’raj ini, kita dilihatkan bagaimana Rasulullah diberikan keistimewaan oleh Allah SWT untuk Nasik ke Sidratul Muntaha. Dan banyak hikmah lainnya, oleh karena itu mari tingkatkan ketaqwaan dan tambahkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, dari hari ke hari. (FAI)

Yogyakarta – Dalam rangka memperingati milad FAI ke-23 UAD 2019, diadakan Seminar Fiqih Kebencanaan sekaligus simulasi bencana dengan narasumber langsung oleh ketua MDMC PP Muhammadiyah  dan simulasi oleh tim MDMC  (Management Disaster Muhammadiyah Center) diikuti peserta seminar.

Seminar Fiqih Bencana ini membicarakan tentang bagaimana bencana itu terjadi, tentang bagaimana hubungan manusia dengan Tuhannya, dimana bencana itu merupakan ujian sekaligus anugrah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pribawa E. Pantas dan Bapak Budi Setiawan (Ketua MDMC PP Muhammadiyah)

Pak Budi Setiawan menyampaikan bahwa manusia sebenarnya bisa selamat dari bencana dengan melakukan evakuasi mandiri dengan benar, dan apabila evakuasi mandiri tersebut benar-benar dilakukan disaat bencana maka korban dapat terminimalisir.

Maka dari itu, seminar juga dilengkapi dengan simulasi bencana, dengan harapan peserta dapat mempraktekan jika sebuah bencana terjadi. Simulasi bencana yang dilakukan adalah bencana gempa, dimana di Yogyakarta sendiri ada gunung berapi yang aktif, yaitu gunung Merapi, yang sewaktu-waktu bisa terjadi erupsi.

Simulasi dipraktekan langsung oleh peserta di dalam gedung kampus 4 UAD lantai 6, juga terbagi orang-orang yang terluka, patah tulang dan lain-lain oleh relawan dari peserta sendiri, sehingga gambaran bencana gempa saat simulasi terasa nyata. Kegiatan diakhiri dengan foto peserta bersama dengan tim MDMC. (FAI)

Yogyakarta – Setelah diawali dengan kegiatan pembukaan atau opening ceremony kegiatan Milad FAI UAD ke 23. Rangkaian acara dilanjutkan dengan Talkhow Literasi mengangkat tema “Membumikan Literasi di Era Teknologi Informasi”. Dalam acara talkshow ini, hadir sebagai pembicara pada talkhsow ini, salah satu dosen di FAI UAD yang aktif menulis, produktif dan memiliki banyak karya, yaitu Rofiul Wahyudi, M.E.I dan juga Hanum Salsabiela Rais, salah satu penulis best seller serta pegiat literasi di Indonesia. Kegiatan Talkshow literasi ini diadakan pada Hari Selasa, tanggal 9 April 2019 yang bertepatan dengan 3 Sya’ban 1440 H. Acara berlangsung di Halaman Timur Kampus 4 UAD, Jl. Ring Road Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta.

Bapak Rofiul Wahyudi saat menyampaikan Materinya

Acara diawali dengan penjelasan dari Rofiul Wahyudi, M.E.I tentang perlunya Literasi dimasa serba canggih ini. Informasi berkembang sangat cepat, melalui berbagai media, baik cetak mapun online. Belum lagi pilihan informasi atau bacaan yang dicari, sangat banyak sekali. Semakin jarang kita membaca, maka semakin sedikit informasi yang kita dapatkan, bahkan akan membuat kita semakin tertinggal dengan negara-negara lain yang tingkat literasinya sudah tinggi. Maka dari itu, Rofiul Wahyud berpesan agar budaya membaca ini, dimulai dari kampus, dari dosennya dan disebarkan kepada mahasiswanya. Di ingatkan, dalam 1 bulan berapa buku di baca, dalam 1 tahun, agar informasi dan wawasan yang kita miliki semakin banyak, dan tidak mudah terkena dengan informasi palsu.

Ibu Hanum Salsabiela Rais saat menyampaikan pemaparannya

Ibu Hanum Salsabiela Rais dalam pemaparannya menyampaikan, bahwa di zaman teknologi atau era industry 4.0, literasi menjadi isu utama dan sangat diperhatikan. Tidak mungkin bisa mengikuti teknologi tanpa adanya pemahaman literasi yang baik. Alangkah baiknya generasi milenial yang dekat dengan gadget, bisa menyeimbangkan antara penggunaan gadget, membaca serta menulis. Karena Bu Hanum mengalami sendiri pengalaman spiritual itu, bahwa tidak pernah terbayangkan untuk bisa memiliki buku best seller dan di filmkan. Karena awalnya dari hobi, menjadi sesuatu yang bermenfaat dan cukup menjanjikan. Bu Hanum juga mengingatkan bahwasanya, dalam menulis atau membaca kita harus membuat ultimate goals kita. Jangan hanya sekedar selesai kemudian sudah, alangkah baiknya pikirkan jangka panjangnya, untuk generasi mendatang dan tentunya amal jariyah penulisnya. Salam Literasi, dari FAI UAD untuk Indonesia. (MAA)