TANTANGAN DALAM MERAWAT, MENDIDIK, DAN MENGAJARKAN ORANG DENGAN DISABILITAS MENJADI KEWAJIBAN SEMUA PIHAK
Fakultas Agama Islam. Masih banyak masalah dan tantangan dalam merawat, mendidik, dan mengajar orang dengan disabilitas dan anak yatim ditemukan di mana-mana, termasuk dalam konteks Komunitas Muslim Indonesia. Terdapat banyak berita dan hasil studi tentang orang tua yang tidak dapat merawat anak-anak dengan disabilitas dengan baik. Oleh karena itu, mereka merasa perlu untuk mentransfer pendidikan anak-anak disabilitas mereka ke lembaga pendidikan, perawatan, dan orang tua asuh lainnya. Dalam penelitian ini, panti asuhan Aisyiyah di Ponorogo, Indonesia, berbeda dari yang lain karena memiliki spesialisasi dalam pelayanan sosial untuk mengatasi masalah dan mengurangi kesenjangan yang mengancam anak-anak dengan disabilitas akibat kemiskinan, rumah tangga yang hancur, kematian orang tua, disabilitas, dan faktor lain yang menunjukkan ketidakmampuan orang tua dalam menangani masalah terkait anak-anak mereka.
Mendidik anak-anak dengan disabilitas memang pekerjaan yang penuh tantangan. Namun, terdapat peluang bagi mereka yang ingin lebih peduli satu sama lain dan berbuat baik untuk orang lain. Anak-anak dengan disabilitas, terutama yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, tentu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual mereka. Penelitian ini menggambarkan model pengasuhan berbasis Islam yang diterapkan di panti asuhan Aisyiyah untuk tunanetra. Melalui perbandingan teoritis yang diperoleh dari Ulwan dan Baumrind, penelitian ini memberikan kontribusi akademis, seperti menguraikan perawatan khusus untuk anak-anak dengan disabilitas yang diperoleh dari Ulwan dan Baumrind. Ulwan dan Baumrind dalam teorinya dapat menghasilkan model pengasuhan, instrumen pengasuhan, dan evaluasi pengasuhan. Dengan mewujudkan penguraian konsep pengasuhan, penelitian ini memberikan kontribusi dan perspektif yang berbeda dalam pengembangan pengasuhan, terutama untuk anak-anak dengan disabilitas.
Selanjutnya, Penelitian ini mengusulkan pendidikan Islam bagi penyandang disabilitas sebagai cara baru dalam mengembangkan model pengasuhan Islami yang diterapkan di panti asuhan tunanetra terpadu Aisyiyah Ponorogo, Indonesia. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dokumentasi dan analisis isi. Penelitian ini menemukan bahwa model pengasuhan Islami ala Muhamamdiyah yang diterapkan di Panti asuhan Aisyiyah, Ponorogo lebih didominasi oleh pola asuh otoritatif daripada pola asuh permisif dan otoriter. Temuan ini menegaskan kritik dan solusi terhadap teori parenting Baumrind. Artinya, desain pola asuh otoritatif dan Islami lebih membantu menghasilkan pola asuh yang berorientasi pada aspek yang lebih positif, berprestasi, mandiri, religius, tanggung jawab, dan lebih dekat dengan masa depan anak. Model pengasuhan berbasis Islam menerapkan model parenting yang fleksibel dan adaptable dan melibatkan beberapa aspek gaya pengasuhan, program kerja, paradigma, metode, dan instrumen. Kegunaan penelitian ini adalah untuk memahami model parenting Islami yang diterapkan pada panti asuhan tunanetra terpadu Aisyiyah, Ponorogo yang dapat dijadikan panutan bagi panti asuhan lainnya di seluruh Indonesia. Penelitian ini juga memiliki nilai tambah dan dapat dijadikan pelajaran bagi komunitas Muslim lainnya di Indonesia. (zal)
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia, Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar Ponorogo, Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Ketua tim penelitian ini adalah Dr. Choirul Mahfud, M.Pd.I, dengan anggota Imam Rohani, Zalik Nuryana, M. Baihaqi, dan Munawir. Full artikel dapat dilihat di: https://ijims.iainsalatiga.ac.id/index.php/ijims/article/view/7295