Kuliah Umum: Tantangan & Peluang PAI dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Yogyakarta, FAI TERKINI – Semarak milad Universitas Ahamad Dahlan (UAD) ke-59 yang bertajuk “Media Berkeadaban untuk Mewujudkan Masyarakat Berpendidikan” menjadi salah satu pemicu semangat bagi segenap sivitas akademika Universitas Ahmad Dahlan dalam meningkatkan atmosfer akademik yang berkemajuan. Salah satu langkah nyata spirit tersebut rupanya diaktualisasikan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ahamad Dahlan (Prodi PAI UAD) dengan menyelenggarakan kegiatan kuliah umum yang bertemakan “Tantangan & Peluang PAI dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0” yang bertempat di Aula Islamic Center Kampus 4 UAD. Kegiatan ini menghadirkan seorang narasumber kompeten di bidang pendidikan yaitu Prof. Suyanto, Ph.D., seorang guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang juga menjabat sebagai anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis, 5 Desember 2019 ini dimulai pada pukul 07.30 s/d 10.00 WIB.
Kuliah umum yang sejatinya merupakan salah satu program rutin tahunan kali ini diikuti oleh mahasiswa Prodi PAI yang jumlahnya berkisar antara 400 sampai 500 mahasiswa. Dr. H. Nur Kholis, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) dalam sambutannya menyampaikan kepada segenap mahasiswa yang hadir, bahwa betapa sulitnya untuk dapat menghadirkan Prof. Suyanto sebagai narasumber maka besar harapannya jika kehadiran narasumber kali ini dapat dimanfaatkan secara maksimal. Mahasiswa juga dihimbau untuk dapat mengikuti rangkaian kegiatan kuliah umum dengan sebaik-baiknya sehingga materi yang disampaikan bisa ditangkap dan diaktualisasikan secara nyata untuk menghadapi realitas revolusi industri 4.0.
Selanjutnya, Prof. Suyanto, Ph.D. sebagai narasumber kuliah umum, dalam materinya menyampaikan bahwa kondisi pada masa terdahulu sudah jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Jika pada masa sebelum revolusi industri 4.0 ilmu harus didapat dengan cara berjuang sekuat tenaga, maka berbeda dengan sekarang di mana semua ilmu sudah ada di genggaman setiap individu, tinggal bagaimana setiap orang akan memaksimalkan keberadaan ilmu tersebut atau tidak. Prof. Suyanto memberikan contoh dengan mengajak para mahasiswa untuk membuka platform Google dan mengetikkan kalimat tentang cara membangun keluarga yang sakinah. Mahasiswa dengan penuh antusias mengikuti intruksi Prof. Suyanto dan beberapa mahasiswa diminta untuk membacakannya di depan audiens.
Lebih lanjut Prof. Suyanto melanjutkan pesannya, bahwa jika ilmunya sudah ada dan dengan mudah didapatkan, namun sayangnya yang menjadi pertanyaan besar adalah; maukah kita merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari? Di situlah letak tantangan yang sebenarnya bagi mahasiswa PAI dengan adanya realitas revolusi industri 4.0. Prof. Suyanto juga menekankan mengenai tugas besar Prodi PAI dalam membentuk karakter mahasiswa agar terbiasa merealisasikan ilmu yang sudah ada di genggaman. Menurutnya, di era sekarang, tidak hanya teknologi semata yang harus dibekali kepada peserta didik, tetapi juga pengetahuan mendasar tentang hakekat keberadaan manusia itu sendiri. Penanaman karakter kepada mahasiswa menjadi demikian penting sehingga mahasiswa dapat bijak dalam menggunakan teknologi, baik di masa kini maupun masa yang akan datang.
Dalam pidatonya, Prof. Suyanto juga menyebutkan bahwa era revolusi industri 4.0 memiliki karakteristik khusus mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam segala aspek kehidupan, termasuk di antaranta pada ranah pembelajaran atau yang biasa dikenal dengan istilah sistem cyber education. Sistem ini menjadikan proses interaksi kehidupan khususnya dalam pendidikan menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kuliah umum yang berlangsung tidak lebih satu jam dikarenakan padatnya agenda narasumber kali ini berjalan dengan sukses dan diwarnai dengan antusiasme dari para peserta kuliah umum yang dipandu secara asik oleh Wakil Dekan FAI, Arif Rahman, M.Pd.I.