Pengukuhan Guru Besar: Dyah Aryani Perwitasari dari Prodi Farmasi
Yogyakarta – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memiliki guru besar baru. Dia adalah Prof. Dr. Dyah Aryani Perwitasari M.Si., Ph.D., Apt. Beliau merupakan Dosen Program Studi Farmasi dan saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Farmasi. Prof Dr Dyah Aryani ini dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmasi (Farmakogenetik dan Farmasi Klinik) pada Sidang Senat Terbuka di Ruang Amphitarium, Lantai 10, Kampus 4 UAD (Kampus Terpadu), Jalan Ring Road Selatan, pada hari Sabtu, tanggal 9 Februari 2019 yang bertepatan dengan 4 Jumadil Akhir 1440 H. Hadir dalam acara sidang terbuka ini, Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan, Badan Pembina Harian (BPH), Dekan, Wakil Dekan, Kepala Kopertis 5 DIY serta segenap sivitas akademika UAD, khususnya Fakultas Farmasi.
Pada sidang senat tersebut, Dyah menyampaikan pidato pengukuhannya berjudul “Dari Pengobatan Individu Menuju ke Pengobatan yang Tepat Sesuai Kebutuhan Pasien: Kenyataan, Tantangan dan Harapan”. Menurutnya, Farmakogenetika merupakan suatu ilmu yang dapat dipelajari. Pada kenyataanya, individualisasi terapi sangat dibutuhkan dalam praktek profesi seorang apoteker, baik itu di rumah sakit maupun di apotik. “Industri farmasi pun diharapkan mampu memproduksi obat yang mempunyai karakter individualisasi terapi atau mencantumkan pengaturan dosis berdasarkan individualisasi terapi seperti yang dilakukan pada kemasan warfarin,” kata Dyah dalam pidato ilmiahnya.
Ia menambahkan, pada 2018 jumlah perguruan tinggi farmasi di Indonesia mencapai 200 dan program studi profesi apoteker mencapai angka 40. Hal ini tentu potensi besar untuk mengembangkan penelitian dan menerapkan hasil penelitian individualisasi terapi. “Lulusan apoteker ke depan dari sejumlah perguruan tinggi ini dapat lebih memahami mengenai konsep individualisasi terapi,” harap Dyah. Sehari-hari, isteri dari Nurudin Araniri ini mengajar di Prodi Farmasi UAD (Universitas Ahmad Dahlan). Ia memiliki dua putera yaitu Melodia Rezadhini dan Ridlo Irfan Addiasar.
Dengan bertambahnya guru besar di UAD, hal ini menjadi motivasi dan semangat bagi dosen-dosen di Fakultas dan Prodi lain, khususnya Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD). Tentunya tidak mudah menjadi Guru Besar, banyak pengorbanan dan hambatan, tapi tentu semua itu akan terbayarkan ketika hari pengukuhan Guru Besar tiba. (TM&MA)