Bagaimana Dengan Kita di FAI UAD?
Liputan Mahasiswa – Menjadi mahasiswa, adalah dambaan dan keinginan Setiap orang, namun sayang, tidak semua orang dapat mewujudkan mimpi tersebut.
Banyak sekali kendala, yang dijadikan sebagai alasan, padahal kita tahu, bahwa ” Allah bersama prasangka hambaNya” . Biasanya, kendala yang paling sering dilontarkan adalah kendala biaya dan fisik, namun tidak dengan Mahasiswa satu ini, yang biasa di sapa dengan Ana.
Dia merupakan salah satu Mahasiswa program studi tafsir hadits, dia bukanlah mahasiswa yang terlahir sebagai orang normal, seperti kita, walaupun kendatinya pasti dia ingin normal, tetapi Tuhan berkehendak lain. Dia terlahir sebagai seseorang yang Tuna rungu, bayangkan saja, bagaimana bisa seorang tuna rungu menempuh pendidikan hingga bangku kuliah?? , dia juga bukan terlahir dari keluarga yang mampu, lantas apa yang membuat nha bertahan, hingga bisa menjadi Mahasiswa? Tentunya, ada sesuatu hal yang dimilikinya, namun tidak dimiliki oleh kita yang tergolong normal dan lumayan mampu, apa itu? Yah sesuatu itu, adalah Keyakinan dan semangat.
” saya sedih, namun saya harus tetap bersyukur, karena masih banyak yang lebih sulit dari saya. Saya kasihan kepada ibu saya, dia bekerja keras demi kuliah saya, ayah saya tidak mau bekerja, saya harus bahagiakan ibu saya, walaupun berkali kali ibu saya mengatakan kalau saya tidak mampu di program studi yang saya ambil, karena ini terlalu sulit, tetapi saya ingin belajar agama, makanya saya pilih ini, dan ingin mebuktikannya kepada ibu saya. ” Ujarnya, ketika selesai matakuliah takhrij.
Dia adalah mahasiswa luarbiasa, dengan keadaannya yanh demikian dia tak pernah menyerah, tak pernah malu, dan terkesan lebih kuat dibanding kita yang normal.
” terkadang, saya harus meminta teman saya untuk menjelaskan ulang pelajaran nya, karena kalau dosen duduknha kan didepan, jadi saya tidak dengar “, sambungnya.
Demikianlah, kondisi fisik dan ekonomi, tidak dijadikannya sebagai alasan untuk berhenti menuntut ilmu, kondisi nya juga tidak dijadikannya sebagai alasan untuk tidak semangat, keterbatasan nya selalu dihadapi dengan baik. Nah, bagaimana dengan kita? masihkah ingin megeluh?? (tanya dan jawab dalam hati kita!)