Munajat Dekan dalam Antologi “Meraih Mimpi” PAI
Yogyakarta, dalam FAI TERKINI – Sebagai mahasiswa, menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai tentu tidak mudah, namun tidak demikian halnya dengan mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jika aktivitas menulis merupakan momok mengerikan bagi sejumlah mahasiswa seuasianya, mahasiswa FAI UAD justru merintis lahirnya sebuah karya yang membanggakan dan sangat menarik untuk dinikmati. Meraih Mimpi Bersama PAI, begitulah judul yang tertera pada sebuah buku mungil berwarna pink yang baru saja diluncurkan.
Sebuah buku antologi essay yang diinisiasi secara terbuka oleh 3 (tiga) dosen Prodi PAI, yakni Farid Setiawan (Kaprodi), Arif Rahman (Wadek FAI UAD), dan Zalik Nuryana (dosen dalam masa studi) rupanya menjadi gaung tersendiri bagi sejumlah mahasiswa untuk berani unjuk gigi dan menerbitkan tulisan akademiknya. Buku bergaya teenlit yang berisi kumpulan essay ini cukup beruntung karena mendapatkan kontribusi prolog dan epilog dari rektor UAD sekaligus Dekan FAI yang karyanya tak lagi asing di dunia jurnalistik-akademik.
“Saya senang sekali menjadi bagian dari buku karya mahasiswa kali ini. Membaca kisah mereka justru menginspirasi saya untuk menulis bagian epilog bertajuk Munajat, dalam waktu yang cukup singkat. Meski sudah menulis banyak buku, momen-momen semacam ini membuat saya kembali merasa optimis, karena masih ada generasi yang bisa menaklukkan dunia melalui goresan penanya,” jelas Nur Kholis, Dekan FAI UAD, ketika ditemui untuk memberikan testimoninya.
“Kali ini kami memang men-deadline diri untuk menerbitkan karya yang sudah cukup lama terkumpul tersebut. Harapannya, mahasiswa angkatan selanjutnya akan termotivasi dengan kemunculan karya perdana kali ini,” ujar Farid Setiawan dalam sebuah kesempatan pre-launching.
“Iya, buku ini memang kami inisiasi sebagai bentuk apresiasi sekaligus upaya menorehkan sejarah. Supaya karya mahasiswa terabadikan dan bisa dinikmati banyak orang,” pungkas Zalik Nuryana menimpali.
Dalam buku antologi tersebut, rupanya tidak sekadar menceritakan kegelisahan mereka sebagai mahasiswa pada umumnya ketika awal memasuki bangku perkuliahan, melainkan juga mengungkapkan bagaimana peranan Prodi dalam menumbuhkan kepribadian setiap mahasiswa. “Mengharukan. Setiap lembarnya begitu penuh dengan cerita yang layak dibaca,” tandas Unik Hanifah Salsabila, selaku editor ketika diminta memberikan komentar singkat.
“Semoga Prodi lain juga segera meluncurkan berbagai karya yang tidak kalah kerennya. Insyaallah BSA dalam waktu dekan juga punya peluncuran karya. Konsepnya nyaris sama, tapi pasti gayanya akan berbeda, ya..” komentar Yusroh, Dosen BSA, ketika diminta untuk berfoto dan memberikan kesan masukan.
“Saya sendiri nggak nyangka loh, anak-anak bisa menulis dengan begitu sistematis. Sepertinya tradisi ini layak untuk dipertahankan di setiap angkatan, dan semoga dosen-dosennya juga jadi semangat untuk punya karya luar biasa ya,” kata Arif Rahman sembari tertawa.
“Tentu, itu kalau saya yang menulis belum tentu sebaik mahasiswa. Yang galau-galau semacam itu.” Yazida Ichsan, selaku Sekprodi PAI turut memberikan komentar dengan logat medhok-nya seusai membaca buku antologi mahasiswa tersebut.
Dalam proses penerbitannya, buku antologi mahasiswa tersebut juga melibatkan tim UAD Press dan juga segenap dosen Prodi maupun fakultas baik dalam hal layout, desain, review, maupun testimoni. Sekali lagi Fakultas Agama Islam dibuat bangga oleh anak-anak didikannya. Semoga ke depannya, tidak hanya buku antologi yang diluncurkan oleh FAI, melainkan juga pengembangan konten-konten akademik lainnya yang bermanfaat untuk masyarakat secara luas. Aamiin. ©nikS