28 Mahasiswa FAI Lolos Seleksi Program Kampus Mengajar 2
Yogyakarta, FAI TERKINI – Selamat dan sukses untuk 28 mahasiswa FAI UAD yang telah lolos seleksi program Kampus Mengajar 2. 28 mahasiswa yang lolos tersebut terdiri dari 2 orang mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA), 1 orang mahasiswa prodi Ilmu Hadis (ILHA), 20 orang mahasiswa dari prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), dan 5 orang mahasiswa dari prodi Perbankan Syariah (PBS). Total Sebanyak 22.000 mahasiswa yang telah lulus menjadi peserta Kampus Mengajar Angkatan 2 dan segera mengabdikan diri membantu proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 2 Agustus 2021. Sebelum para peserta diterjunkan ke sekolah, mereka diberikan pembekalan terlebih dahulu terkait pembelajaran literasi dan numerasi selama delapan hari.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang turut berkontribusi dalam program ini. “Terima kasih sudah bergabung menjadi bagian dari program Kampus Mengajar. Ini luar biasa dan selamat atas keberhasilannya karena telah lulus seleksi. Ini bukan suatu seleksi yang mudah, karena ini juga bukan suatu aktivitas Kampus Merdeka yang mudah,” ujar Mendikbudristek pada acara puncak pembekalan Kampus Mengajar Angkatan 2 secara daring, pada Jumat (30/7). Menteri Nadiem menjelaskan tujuan dari program ini adalah untuk membantu pembelajaran bagi siswa, khususnya di daerah tertinggal agar tidak terjadi learning loss. Menurutnya, masa pandemi ini banyak tantangan yang dihadapi terutama di daerah-daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) yang sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Nantinya, 22.000 mahasiswa ini akan disebar ke 3.593 SD dan SMP di 491 kabupaten dan kota. “Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk membantu anak-anak yang akan menjadi tempat mengajar nantinya,” ungkap Menteri Nadiem. Menteri Nadiem berharap para mahasiswa ini benar-benar mengikuti pembekalan atau pelatihan dengan sangat intensif selama delapan hari. “Pelatihan ini akan memberikan panduan bagaimana cara paling optimal untuk meningkatkan numerasi, literasi, dan juga pendidikan karakter,” tuturnya.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 373/sipres/A6/VII/2021