Visiting Lecturer PBS UAD: Finansial Teknologi Dalam Keuangan Islam
Yogyakarta, FAI TERKINI – Pada hari Jum’at tanggal 25 Desember 2020 yang bertepatan dengan 10 Jumadil Awal 1442 H. Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam (PBS FAI) mengadakan salah satu agenda akademiknya, yaitu Kuliah Visiting Lecturer melalui media daring, yaitu Zoom. Pada kesempatan Kuliah Visiting Lecturer kali ini Prodi PBS UAD menghadirkan pemateri Internasional dari Malaysia, yaitu Syafwendi, S.E., M.Sh. yang merupakan Konsulan Keuangan Islam pada Manara Academy Conslutancy dan Sekretaris Umum pada Komunitas Ekonomi Islam di Kuala Lumpur Malaysia. Kuliah Visiting Lecturer dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta mahasiswa Angkatan 2018. Kegiatan ini terselenggara bekerjasama dengan Bapak Ahmad Azhari, S.Kom., M.Eng yang merupakan Dosen Pengampuh mata kuliah Teknologi Informasi Perbankan.
 Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa PBS UAD mengetahui apa saja yang menjadi Tantangan dan Prospek Keuangan Islam khususnya dalam bidang Teknologi. Pemateri yang merupakan pelaku dalam Teknologi Keuangan Islam, dapat memberikan gambaran riil bagaimana realita yang ada di lapangan, sehingga mahasiswa mampu menyiapkan pengetahuannya tentang Teknologi Keuangan Islam. Fokus pembahasan dalam Visiting Lecturer kali ini adalah Financial Technology in Islamic Finance: Development, Challenges, and Prospects in Indonesia. Dalam penjelasannya pemateri menyampaikan, pada masa sekarang kebutuhan pelayanan atau jasa keuangan dalam dunia teknologi sangat tinggi, sehingga mahasiswa di harapkan juga mempelajari dan mengetahui Sistem yang Mengoperasikan pelayanan tersebut, khususnya dalam bidang Perbankan.
Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa PBS UAD mengetahui apa saja yang menjadi Tantangan dan Prospek Keuangan Islam khususnya dalam bidang Teknologi. Pemateri yang merupakan pelaku dalam Teknologi Keuangan Islam, dapat memberikan gambaran riil bagaimana realita yang ada di lapangan, sehingga mahasiswa mampu menyiapkan pengetahuannya tentang Teknologi Keuangan Islam. Fokus pembahasan dalam Visiting Lecturer kali ini adalah Financial Technology in Islamic Finance: Development, Challenges, and Prospects in Indonesia. Dalam penjelasannya pemateri menyampaikan, pada masa sekarang kebutuhan pelayanan atau jasa keuangan dalam dunia teknologi sangat tinggi, sehingga mahasiswa di harapkan juga mempelajari dan mengetahui Sistem yang Mengoperasikan pelayanan tersebut, khususnya dalam bidang Perbankan. 
Dengan diselenggarakannya Visiting Lecturer ini, diharapkan para mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah mendapat wawasan baru tekait dengan perkembangan teknologi keuangan Islam, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di Malaysia sebagai gambaran. Demikian juga harapan Kaprodi Perbankan Syariah dalam wawancara selepas acara menyampaikan, mahasiswa PBS UAD harus dibekali dengan pemahaman mengenai Teknologi Keuangan Islam, karena masa sekarang yang serba digital, salah satu pengetahuan yang harus dimiliki mahasiswa adalah pengetahuan mengenai sistem pelayanan digital di perbankan. Semoga kegiatan semacam ini bisa terus di lakukan ke depannya, agar mahasiswa bisa lebih awal dalam menyiapkan skill dirinya dalam hal teknologi. (AA)

 Agenda stadium general ini diselenggarakan rutin oleh Program Studi Perbankan Syariah tiap semesternya dengan mendatangkan pakar dan ahli dalam bidangnya. Adapun kuliah umum kali ini Program Studi Perbankan Syariah mengundang Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si sebagai narasumber yang merupakan guru besar dalam bidang Ekonomi Islam. Beliau juga merupakan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tema yang diangkat pada stadium general kali ini ialah “Daya Saing Bank Syariah di Masa Covid-19”. Fokus pembahasan dalam stadium general ini adalah bagaimana strategi dan cara Bank Syariah untuk bertahan di masa pandemi ini. Beliau juga menyampaikan ada beberapa alternative strategi yang bisa di lakukan seperti spin-off, Merger Antar Bank Syariah, Akuisisi Unit Usaha Syariah oleh Bank Umum Syariah dan konversi Bank Induk menjadi Bank Umum Syariah.
Agenda stadium general ini diselenggarakan rutin oleh Program Studi Perbankan Syariah tiap semesternya dengan mendatangkan pakar dan ahli dalam bidangnya. Adapun kuliah umum kali ini Program Studi Perbankan Syariah mengundang Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si sebagai narasumber yang merupakan guru besar dalam bidang Ekonomi Islam. Beliau juga merupakan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tema yang diangkat pada stadium general kali ini ialah “Daya Saing Bank Syariah di Masa Covid-19”. Fokus pembahasan dalam stadium general ini adalah bagaimana strategi dan cara Bank Syariah untuk bertahan di masa pandemi ini. Beliau juga menyampaikan ada beberapa alternative strategi yang bisa di lakukan seperti spin-off, Merger Antar Bank Syariah, Akuisisi Unit Usaha Syariah oleh Bank Umum Syariah dan konversi Bank Induk menjadi Bank Umum Syariah. 

 Acara ini dibuka dengan kegiatan membaca ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan materi dari narasumber. Dalam sambutannya, Farid Setiawan, selaku ketua program studi PAI menyampaikan bahwa pendidikan agama saat ini bisa diterapkan secara fungsional, sehingga arahnya bukan hanya semata-mata untuk aspek pengetahuan, tapi juga untuk afektif dan jadi penggerak aktivitas manusia. sedangkan Nur Kholis, Dekan FAI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah melakuka lompatan dalam peningkatan sumber daya insani berkemajuan. Sejak lama muhammadiyah sudah melakukan pendidikan berkonsep modern antara pendidikan islam dengan umum serta mengintegrasikan pendidikan di sekolah dengan keluarga dan massyarakat. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada lulusan pendidikan Muhammdiyah yang menjadi individualis.
Acara ini dibuka dengan kegiatan membaca ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan materi dari narasumber. Dalam sambutannya, Farid Setiawan, selaku ketua program studi PAI menyampaikan bahwa pendidikan agama saat ini bisa diterapkan secara fungsional, sehingga arahnya bukan hanya semata-mata untuk aspek pengetahuan, tapi juga untuk afektif dan jadi penggerak aktivitas manusia. sedangkan Nur Kholis, Dekan FAI, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah melakuka lompatan dalam peningkatan sumber daya insani berkemajuan. Sejak lama muhammadiyah sudah melakukan pendidikan berkonsep modern antara pendidikan islam dengan umum serta mengintegrasikan pendidikan di sekolah dengan keluarga dan massyarakat. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada lulusan pendidikan Muhammdiyah yang menjadi individualis. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan untuk melantik para pengurus periode baru juga untuk merancang program kerja dalam satu tahun masa kerja. Pada Muskerwil tahun 2020 ini, tema yang diusung adalah “Garuda di Dadaku, Tafsir Hadits di Hatiku”.
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan untuk melantik para pengurus periode baru juga untuk merancang program kerja dalam satu tahun masa kerja. Pada Muskerwil tahun 2020 ini, tema yang diusung adalah “Garuda di Dadaku, Tafsir Hadits di Hatiku”. Menurutnya, ada tiga hal yang mendasari dirinya dalam proses kreatif dalam menulis buku Teologi Kemenangan. Pertama, refleksi dari yang disampaikan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Kedua, rasa tanggung jawab terhadap keilmuan yang ia pelajari, bahwa ilmu pengetahuan harus dibumikan. Ketiga, Haryono ingin menggambarkan dan menyampaikan autokritik terhadap keberagaman realitas sosial, seperti penindasan, hujat-menghujat, dan kepongahan beragama.
Menurutnya, ada tiga hal yang mendasari dirinya dalam proses kreatif dalam menulis buku Teologi Kemenangan. Pertama, refleksi dari yang disampaikan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Kedua, rasa tanggung jawab terhadap keilmuan yang ia pelajari, bahwa ilmu pengetahuan harus dibumikan. Ketiga, Haryono ingin menggambarkan dan menyampaikan autokritik terhadap keberagaman realitas sosial, seperti penindasan, hujat-menghujat, dan kepongahan beragama.  Yogyakarta, FAI TERKINI – Prodi BSA UAD kembali meraih prestasi di kancah nasional berupa Lomba Podcast HIPFEST 2020 yang diadakan oleh BEM FKIP Universitas Lampung. Alvinda Yunaz (Mahasiswa BSA 2018) dan Nabila Rana (Mahasiswa BSA 2019) menyambat juara 1 lomba podcast yang bertemakan “Improvisasi Diri Dimasa Pandemi”. Acara kali ini diikuti oleh beberapa universitas yang ada di Indonesia salah satunya Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Negri Semarang dan masih banyak yang lainnya. Dan tak hanya diikuti oleh berbagai universitas, namun ada juga dari Instansi SMA maupun pondok pesantren karena lomba ini termasuk kategori umum.
Yogyakarta, FAI TERKINI – Prodi BSA UAD kembali meraih prestasi di kancah nasional berupa Lomba Podcast HIPFEST 2020 yang diadakan oleh BEM FKIP Universitas Lampung. Alvinda Yunaz (Mahasiswa BSA 2018) dan Nabila Rana (Mahasiswa BSA 2019) menyambat juara 1 lomba podcast yang bertemakan “Improvisasi Diri Dimasa Pandemi”. Acara kali ini diikuti oleh beberapa universitas yang ada di Indonesia salah satunya Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Negri Semarang dan masih banyak yang lainnya. Dan tak hanya diikuti oleh berbagai universitas, namun ada juga dari Instansi SMA maupun pondok pesantren karena lomba ini termasuk kategori umum. 
 Kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan mengingat PAI bagian dari FAI merupakan misi prodi untuk meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa sebagai alat dakwah amar ma’ruf nah munkar. Beberapa target dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terbentuknya mahasiswa yang melek literasi sastra islam serta agar mahasiswa mampu membuat serta menerbitkan sebuah karya sastra islami dan dimuat di media lokal maupun nasional.
Kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan mengingat PAI bagian dari FAI merupakan misi prodi untuk meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa sebagai alat dakwah amar ma’ruf nah munkar. Beberapa target dari pelaksanaan kegiatan ini yaitu terbentuknya mahasiswa yang melek literasi sastra islam serta agar mahasiswa mampu membuat serta menerbitkan sebuah karya sastra islami dan dimuat di media lokal maupun nasional.