Bina Masjid, merupakan sebuah kegiatan yang dicanangkan Oleh Program Studi Tafsir Hadis(Prodi Th) sejak beberapa tahun yang lalu. Kegiatan Bina Masjid ini bertujuan agar ketika terjun di Masyarakat Mahasiswa Tafsir Hadis dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Bina masjid yang biasanya selalu diadakan pada bulan Ramadhan ini dulunya bukanlah sebuah mata kuliah wajib, akan tetapi dengan berbagai pertimbangan, pada tahun ajaran 2017, setelah pergantian kurikulum baru, kini telah menjadi satu Matakuliah wajib bagi setiap Mahasiswa.

Matakuliah baru ini, mendapat respon yang juga positif bagi Mahasiswa, pasalnya mereka juga menganggap ini adalah sebuah ajang dalam proses terjun ke Masyarakat bebas, dengan harapan yang juga sama dengan tujuan diadakannya oleh pihak Prodi. Biasanya, sebelum menjadi matakuliah wajib, Bina Masjid diadakan pada bulan Ramadhan, namun tidak dengan tahun ini. Pada Ramadhan 2017 ini, tidak ada Mahasiswa Th yang terjun ke masyarakat untuk melakukan bina Masjid dikarenakan masih banyaknya mata kuliah(matkul) yang belum terselesaikan hingga dua minggu Ramadhan. Karena hal inilah, pada tahun ini Bina Masjid pertama kalinya diadakan ketika di luar bulan Ramadhan. Bina Masjid yang dimulai pada Sabtu(16/09/2017) lalu, dan akan berakhir menjelang bulan Januari mendatang.

Ada tujuh Masjid yang mnejadi binaan Mahasiswa Th pada tahun ini. Dimulai dari mencari masjid terdekat yang ada di sekitar tempat tinggal, kemudian survey, dan meminta izin kepada takmir Masjid untuk melakukan bina Masjid tersebut, kemudian mulai melaksanakan bina Masjid dan puncaknya adalah diadakannya festival dan laporan.

Satu masjid, terdiri dua Mahasiswa, dengan program bina Masjid yang berbeda beda pula tentunya. Pada miggu ke dua pertemuan Matkul ini, Mahasiswa sudah harus melaporkan hasi survey yang dilakukan dan hingga akhir dari kegiatan inipun wajib dilaporkan dengan cermat dan sistematis. Masing masing dari satu Masjid, sudah melakukan bina Masjid, mulai dari ikut mengajar mengaji, ikut Tempat Mengajar Anak(TPA) dan berbagai kegiatan lainnya. Salah satu masjid yang menjadi Objek Bina Masjid Mahasiswa Th ini adalah Masji Bani Ismail, dan Masji Noor Islam. Pertemuan yang sudah dilakukan oleh masing masing sudah berjalan hingga tiga pertemuan.

“harapannya, dengan kegiatan yang sudah bertahun tahun kita adakan ini, dapat menambah wawasan serta pengalaman kalian. Dapat membuat kalian semakin lihay dalam mendidik, tanggap dalam mengatasi permasalan yang ada. Memberikan solusi yang tepat pada setiap masalah yang ada. “ ungkap Waharjani, selaku Dosen pengampu Matkul tersebut.

 

Kamis (21 September 2017) tidak hanya menjadi peringatan Tahun Baru 1 Muharram 1439 Hijriyah bagi segenap keluarga besar FAI UAD. Bertepatan dengan peringatan hari besar awal tahun umat Islam ini juga menjadi momentum sejarah dimana untuk pertama kalinya diadakan pemilihan Ketua Angkatan Program Studi Perbankan Syariah.

Berbagai rangkaian dan tahapan pemilihan yang di fasilitasi oleh jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dengan dihadiri oleh seluruh mahasiswa prodi perbankan syariah angkatan 2017. Melalui prosesi yang berjalan dengan sangat demokratis pada akhirnya pilihan jatuh kepada Nurul Huda yang memperoleh polling suara terbanyak mengungguli 5 calon ketua lainnya, perolehan suara terbanyak kedua menjadikan Retno Larasati sebagai Wakil Ketua Angkatan Prodi PBS untuk pertama kalinya. Turut serta hadir dalam kegiatan ini sejumlah dosen prodi PBS yang dipimpin langsung oleh Kaprodi Perbankan Syariah bapak Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I. yang dalam sambutannya menyampaikan “Ini adalah moment penting bagi kita semua, inilah tonggak sejarah awal bagaimana terbentuknya sebuah semangat dalam ber-organisasi bagi mahasiswa PBS. Pemimpin yang baik memang penting, namun yang tidak kalah pentingnya yakni Pengikut yang baik pula. Maka hari ini kita tidak hanya belajar bagaimana memilih pemimpin terbaik, dan mulai hari ini pula kita harus belajar bagaimana menjadi makmum yang terbaik”.

 

Lebih lanjut bapak Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I. juga menjelaskan bagaimana pentingnya mahasiswa PBS untuk aktif di Organisasi sebagai bentuk pengembangan diri dan menjadi sarana memperoleh pengalaman sebanyak mungkin. Tidak lupa pula beliau juga menekankan “ber-Organisasi itu Wajib! Prestasi Akademik itu Harus! Dengan begitu kita sebagai mahasiswa UAD akan mencerminkan diri sebagai mahasiswa yang Berkemajuan!”.

Selamat dan sukses atas terpilihnya Ketua dan Wakil Ketua Angkatan Pertama Program Studi Perbankan Syariah FAI UAD. Perjuangan baru dimulai!!!  (Pribawa) Read more

(MEDIA CENTRE PAI), “Penulis yang baik adalah pembaca yang baik, maka bacalah !”. Keinginan PAI untuk memboomingkan budaya literasi benar-benar diwujudkan, Sabtu (16/09/2017) PAI-UAD mengadakan pelatihan jurnalistik yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa PAI. Kegiatan yang bekerja sama dengan HMPS PAI ini dilaksanakan di Aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY.

Sebelum kegiatan, para peserta diminta untuk membuat essay yang bertema “Aku Bangga Menjadi Mahasiswa PAI-UAD” tujuannya adalah agar dapat dilihat perbedaan tulisan para peserta sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. ”Kami mengangkat tema ini karena kami ingin mahasiswa memulai menulis dengan menyadari dan menumbuhkan kebanggaan mereka terhadap prodi mereka, nantinya tulisan mereka ini akan kami bukukan dan tulisannya akan dibagikan kepada mahasiswa PAI lainnya, agar dapat memotivasi teman-teman lainnya.” Ucap Farid Setiawan selaku dosen pembimbing tim jurnalistik PAI.

Adapun narasumber pada pelatihan ini adalah Dr. Suyadi, M.Pd.I yang merupakan kepala prodi Pasca Sarjana PAI-UAD  dan  juga merupakan penulis yang telah menulis lebih dari 70 buku. Berbagai prinsip menulis dan motivasi menulis disampaikannya. “Untuk menjadi orang luar biasa maka lakukanlah hal-hal diluar kebiasaan orang biasa” ungkapnya. Penulis yang banyak mengahasilkan buku-buku best seller ini juga megungkapkan bahwa dari prodi PAI yakinlah bahwa kita bisa menjadi sukses dan peluang sukses itu lebih besar jika kita menjadi lulusan yang tidak biasa, yang bukan hanya sekedar bangga pada PAI tapi juga membanggakan PAI. Dengan diadakannya pelatihan ini semoga dapat lahir para penulis handal dari PAI UAD.

Pada dasarnya setiap orang mampu menulis, hanya bagaimana setiap orang melakukannya, maukah ia berproses atau tidak, dan untuk menjadi penulis dan baik, maka jadilah pembaca yang baik. Karena dengan pengetahuan dan tulisan, kita dapat lebih bermanfaat bagi orang lain. (Atika)